Kata Sapa “Aku-Aktor”
Dua tahun lalu kami menerbitkan buku ideologi berteater para sutradara dan pembuat teater di Yogya yang aktif setelah era 2000-an. Kini saatnya kami menerbitkan catatan para aktor. Sama seperti buku ideologi teater, kami percaya banyak pengetahuan yang dapat diperbincangkan dari praktik dan pemikiran mereka. Proses penerbitan kedua buku juga hampir sama. Mereka diajak bertemu, melakukan beberapa kali workshop untuk saling mengkritisi praktik masing-masing. Sejumlah waktu diberikan untuk mengendapkan pikiran, kemudian menuangkannya dalam catatan keaktoran.
Buku yang Anda pegang ini adalah buah kerja bersama. Kelompok penggagas Ikun SK, Kusen Alipah Hadi dan Andy SW bergabung bersama saya di awal pembuatan buku, termasuk dalam memfasilitasi workshop-nya. Kemudian proses saya lanjutkan bersama Ibed Surgana Yuga selaku editor dan wakil dari Kalabuku. Sejumlah teman dari Forum Aktor Yogyakarta (FAY) seperti Verry Handayani, Nesia Amarasthi, Siti Fauziah, dkk. ikut mendukung pelaksanaan teknis workshop. Kepada semua teman ini saya ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya. Tak lupa terima kasih pada Gunawan ‘Cindhil’ Maryanto yang seyogianya ikut menjadi editor buku ini namun urung karena kesibukan. Kami bersyukur karena ia masih sangat membantu merumuskan bingkai pengumpulan catatan keaktoran ini. Juga kepada semua penulis, baik dari Yogya maupun dari luar Yogya, seperti Jakarta, Padangpanjang dan Makassar. Juga, kepada para narasumber dan pewawancara yang telah membantu membingkai tanya-jawab pada narasumber secara kritis. Terima kasih secara khusus kami ucapkan pada Yayasan Umar Kayam (YUK) yang membantu penyediaan tempat workshop dan juga pendanaan penerbitan buku ini. Kami percaya usaha produksi dan penyebaran pengetahuan dalam wacana kebudayaan kita selaras dengan cita-cita lembaga ini.
Akhir kata, selamat membaca dan berdialog kritis dengan buku ini.
Yogyakarta, 31 Mei 2018
Joned Suryatmoko