Dalam ketigabelas tulisan yang terpumpun di dalam buku ini, kita dapat membaca bagaimana para penari ini tumbuh, membentuk, dan merespon ruang hidup yang begitu beragam sehingga melahirkan juga realita-realita panggung yang berbeda: tubuh yang tumbuh di lingkungan urban berbeda dengan tubuh yang besar di kampung, berlainan pula dengan tubuh di wilayah konflik, di dunia maya, di daerah rawan bencana, di keluarga yang religius, keluarga yang tak utuh, hidup dengan difabel, hidup yang melawan arus, hidup dalam penolakan, hingga hidup dalam penerimaan atas perbedaan akses antara ruang pusat dan pinggiran. Ruang, bagi para kontributor DokumenTARI volume ini, adalah konteks yang menciptakan sekaligus diciptakan. DokumenTARI merupakan sebuah lokakarya penulisan narasi hidup dan esai foto yang diinisiasi oleh Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp yang berfokus pada peningkatan pemikiran kritis pelaku tari Indonesia. Melalui penulisan auto/biografi, DokumenTARI menjadi ruang reflektif bagi pelaku tari dalam memaknai perannya sebagai seorang individu maupun sebagai bagian dari masyarakat, baik di dunia seni tari maupun lingkungan umum yang lebih luas.
DokumenTARI: Ruang, Volume 1
Penulis: Ariel Nurannisa Mulyanegara, Ayu Ridho Saraswati, Densiel Y.P. Lebang, I Putu Rai Dhira Aditya, I Nyoman Krisna Satya Utama, Muhammad Mustain Murda, Reba Aryadi, Siska Aprisia, Tamara Agustina Hurulean, Yezyuruni Forinti, Yussi Ambar Sari, Zulfikar
Kalabuku, Oktober 2024
box set terdiri dari 14 booklet; 10,5 cm x 11,5 cm
ISBN: 978-623-89244-3-1 (jilid lengkap); 978-623-89244-4-8 (jilid I)
Rp
BACA PRAKATA
BACA PENGANTAR
Tulisan-tulisan dalam buku ini ditulis oleh para narasumber dalam forum diskusi Teaterisu yang diinisiasi oleh Penastri. Sejak 2022, Teaterisu berkonsentrasi pada pembacaan ekosistem teater Indonesia via peta spasial atau kewilayahan. Pembacaan peta ekosistem teater di suatu wilayah, dari hulu ke hilir, diharapkan bisa membeberkan bagaimana rantai serta jejaring ekosistem teater bekerja di wilayah tersebut, baik dari segi artistik, estetika, produksi dan distribusi pengetahuan, sosial, politik, ekonomi, relasi kuasa, dan berbagai isu lain yang lebih spesifik atau bahkan menjadi khas secara kewilayahan. Pembacaan via kewilayahan ini tentu tidak bisa terhindar dari kekaburan batas dan bias spasial—yang sering dilematis—karena saling silang garis batas yang-kultural dengan yang-geografis, atau yang-historis dengan yang-administratif. Namun demikian, cara ini setidaknya bisa juga digunakan untuk membaca bagaimana saling silang demarkasi yang demikian berpengaruh terhadap berbagai isu yang beroperasi dalam ekosistem teater Indonesia.
Ekosistem Teater Indonesia: Peta Rintisan, Jilid I
Penulis: Zainuddin M. Arie, Ipin Cevin, Sartian Nuriamin, Sidin Lahoga, Nurul Inayah, Muhammad Adil Tambono, R. Eko Wahono, Ely Rahmi, Edi Sutardi, Dexara Hachika, Wayan Sumahardika, Ekwan N. Wiratno, Caroko Tri Hananto, Ficky Tri Sanjaya, Irwan Jamal, Ari Sumitro, Vebri Al Lintani, Toton Dai Permana, Adhyra Irianto, Wendy HS, Marhalim Zaini, Mahdalena Kalabuku, Oktober 2024
x + 290 hlm.; 14 cm x 20,5 cm
ISBN: 978-623-89244-1-7 (jilid lengkap); 978-623-89244-2-4 (jilid I)
Versi cetak: Donasi minimal Rp
Versi elektronik: OPEN ACCESS
OPEN ACCESS VERSI ELEKTRONIK
BACA PENGANTAR
Otniel Tasman menulis buku ini sebagai autobiografi sekaligus manifesto bagi tubuhnya: tubuh-lengger. Bukan sekadar tarian, bagi Otniel, lengger yang menghidupi dan dihidupi tubuhnya adalah agama: keyakinan dan jalan hidup. Dalam mendedah tubuhnya, Otniel menyingkap sejarah tubuh sejak masa kanak-kanak, pertemuan pertama dengan panggung, intimasi dengan lengger dan indhang, pergulatan dengan panggung, hingga peran tubuh-tubuh lain dalam karya-karya koreografinya. Buku ini juga menunjukkan bagaimana literasi seni pertunjukan tidak hanya berkutat pada wacana-wacana pemanggungan dan proses naik panggung, tetapi menyeruak jauh ke luar, ke ruang-ruang yang selama ini diabaikan atau ditabukan.
Lengger Agamaku
Kalabuku, Juli 2024
xii + 247 hlm.; 13 cm x 19 cm
ISBN: 978-623-89244-0-0
Rp100.000
Kala Teater, melalui buku ini, mengungkap perspektifnya perihal energi teater untuk terus hidup, serta daya hidup pegiat teater tatkala ekosistem kebudayaan saling berjalinan dan elusif pada saat yang sama. Buku ini terdiri dari tiga bagian yang saling beririsan dan mengartikulasikan ihwal yang telah dilakukan serta masih dicita-citakan oleh Kala Teater dalam rentang waktu 17 tahun. Bagian pertama adalah “Jarak Riwayat” yang mengutarakan pucuk pangkal kemunculan, keberadaan, dan perkembangan Kala Teater di peta teater Sulawesi Selatan dan Indonesia. “Selisik Karya” adalah bagian kedua yang menguraikan sejumlah pembacaan—kritik dan ulasan—beberapa pertunjukan yang diproduksi Kala Teater. Bagian penutup, “Ceruk Sosial”, mencatat kerja-kerja teater sebagai kerja kemasyarakatan yang terkait dengan budaya politik di Indonesia.
Hidup Teater, Teater Hidup: 17 Tahun Kala Teater
Penulis: Afrizal Malna, Ahyar Anwar, Anwar Jimpe Rachman, Asia Ramli Prapanca, Azhari Aiyub, Bakti Munir, Barbara Hatley, Damar Tri Afrianto, Dhianita Kusuma Pertiwi, Eka Besse Wulandari, Fahmi Syariff, Ibe S. Palogai, Ibed S. Yuga, Ilda Karwayu, Irfan Palippui, Irmawati, Irwan AR, Joned Suryatmoko, M. Aan Mansyur, Muhammad Abe, Nurul Inayah, Raihan Robby, Rebecca Kezia, Selira Dian, Shaifuddin Bahrum, Shinta Febriany, Umran La Umbu, Yudhistira Sukatanya, Yudi Ahmad Tajudin Kalabuku, Desember 2023
x + 260 hlm.; 14 cm x 20,5 cm
ISBN: 978-623-97070-8-8
Tidak dikomersialkan, bisa diperoleh dengan donasi biaya cetak minimal Rp70.000
Buku antologi naskah ini bertumpu pada gagasan “Pulih” yang menjadi tema Festival Kala Monolog (FKM) 2022. FKM mengundang sejumlah penulis dari berbagai wilayah di Indonesia untuk menafsir sekaligus memberi makna berbeda pada gagasan “Pulih”. Naskah-naskah dalam buku ini mencuatkan introspeksi atas sistem sosial, budaya, dan teks cerita sejarah. Perspektif ruang yang dibangun turut menjelaskan tarikan pemikiran antara desa dan kota, kampung dan kota, tempat lama dan asing, Indonesia dan luar Indonesia. Wacana maut dan kematian berkeliaran di kepala para karakter. Mereka menyongsong, menghadang, menunda bahkan mencoba menghentikannya.
Pulih: Antologi Naskah Festival Kala Monolog
Kalabuku, Desember 2023
x + 135 hlm.; 13 cm x 19 cm
ISBN: 978-623-97070-7-1
Tidak dikomersialkan, bisa diperoleh dengan donasi biaya cetak minimal Rp50.000
Buku ini merupakan antologi delapan lakon hasil kurasi/penyuntingan LeLakon 2022 terhadap 64 naskah lakon karya 44 penulis (10 penulis di antaranya terbagi dalam 2 kolektif) yang berdomisili di 25 kota yang tersebar di 13 provinsi di Indonesia. LeLakon adalah platform kurasi dan penyuntingan lakon teater oleh Kalabuku, bertujuan menjaring, mendokumentasikan, menerbitkan, dan mendistribusikan lakon-lakon karya para penulis dan/atau pelaku teater Indonesia. Lakon-lakon dijaring melalui panggilan terbuka, dikurasi dan disunting oleh tim kurator/penyunting, lalu diterbitkan dan didistribusikan dalam bentuk buku antologi lakon. Dirancang sebagai platform dwitahunan di bawah payung Kalabuku, LeLakon menjalankan misi berkesinambungan dalam menjaga keberlanjutan penerbitan dan distribusi buku-buku antologi lakon yang dihasilkan. Kedelapan lakon dalam buku ini adalah Panen Anak (Manik Sukadana), Dari Dalam Tubuh (Udiarti), Tabuhan (Wulan Dewi Saraswati), Nirwana Pratima (Fajar Laksana), Muspra (I.B. Uttarayana), Batman di Atas Meja Makan, Ultraman Gendut, dan Propaganda Kelinci (Jody Dewatama), Peristiwa Makan Malam (Indri Dwi Lestari), dan Empelan, Banjir (Jong Santiasa Putra).
Kosmos Y-Z: 8 Lakon LeLakon 2022
Kalabuku, April 2023
xlviii + 307 hlm.; 15 x 19 cm
ISBN: 978-623-97070-5-7
Rp115.000
Pada 8 Maret 2022, Kalanari Theatre Movement menapak satu dekade usianya. Apa yang bisa dicatat dari satu dekade gerak Kalanari yang mendaku diri sebagai lembaga pergerakan budaya melalui kerja-kerja teater ini? Buku ini berusaha merengkuh dan memetakan berbagai jejak-tertulis yang berserak dan beberapa tulisan baru. Ia diharapkan menjadi medan untuk memformulasi berbagai wacana dan pengetahuan yang beroperasi dalam kerja-kerja Kalanari selama satu dekade. Ditulis oleh 29 penulis dengan keragaman pengalaman kepenulisan dan sudut pandang tulisan, buku ini berniat untuk memberikan ruang seluas mungkin bagi suara-suara dari berbagai lini yang selama ini bersentuhan dan/atau terlibat dengan Kalanari; dan harapannya juga berguna bagi teater Indonesia.
Teater/Intimasi: Satu Dekade Kalanari Theatre Movement
Penulis: Afrizal Malna, Andika Ananda, Aryo Wisanggeni G., Assabti Nur Hudan, Bambang Paningron, Barbara Hatley, Benny Yohanes, Cucum Cantini, Eko Santosa, Gandez Imroatus Sholihah, Gunawan Maryanto, Hartmantyo Pradigto Utomo, Hendromasto Prasetyo, Ibed S. Yuga, Indra Tranggono, Jenar Kidjing, Joned Suryatmoko, Lono Simatupang, M. Dinu Imansyah, Mailani Sumelang, Mathori Brilyan, Michael H.B. Raditya, Okta Firmansyah, Riyadhus Shalihin, Rosalia Novia Ariswari, Sarinah, Shinta Maharani, Tita Dian Wulansari, Wayan Agus Wiratama Kalabuku, Maret 2022
xiv + 387 hlm.; 14 x 20,5 cm
ISBN: 978-623-97070-3-3
Tidak dikomersialkan, bisa diperoleh dengan donasi biaya cetak minimal Rp85.000