Prakata
Ekosistem Teater Indonesia: Peta Rintisan
Tulisan-tulisan dalam buku ini ditulis oleh para narasumber dalam forum diskusi Teaterisu sepanjang 2022–2024. Sejak 2021, Teaterisu diinisiasi oleh Perkumpulan Nasional Teater Indonesia (Penastri) sebagai ruang dialogis untuk mengurai dan membincangkan berbagai isu yang ada dalam ekosistem teater Indonesia. Teaterisu digerakkan dengan pandangan yang melihat teater—selain sebagai laku kultural—sebagai sumber pengetahuan. Selain dinamika gerak pada tataran praksis, teater harus terus-menerus diisukan, diwacanakan, dan didiskusikan sehingga berbagai pengetahuan yang beroperasi di dalamnya dapat dikaji, dipetakan, dan dirumuskan.
Sepanjang 2021, Teaterisu dijalankan dengan mengurai dan membincangkan pengetahuan-pengetahuan interdisipliner yang beroperasi—atau potensial untuk dioperasikan—dalam ekosistem teater Indonesia. Sedangkan, sepanjang 2022–2024, Teaterisu berkonsentrasi pada pembacaan ekosistem teater Indonesia via peta spasial atau kewilayahan. Pembacaan per wilayah (provinsi) ini menjadi urgen mengingat luasnya wilayah persebaran kelompok dan kegiatan teater di Indonesia. Segi kewilayahan ini juga merupakan isu tersendiri bagi teater Indonesia. Setiap wilayah punya cara, kebutuhan, dinamika, serta inisiatif yang spesifik sehingga pengetahuan yang dihasilkan pun jelas spesifik—walaupun irisan satu sama lain tetap ada.
Pembacaan peta ekosistem teater di suatu wilayah, dari hulu ke hilir, diharapkan bisa membeberkan bagaimana rantai serta jejaring ekosistem teater bekerja di wilayah tersebut, baik dari segi artistik, estetika, produksi dan distribusi pengetahuan, sosial, politik, ekonomi, relasi kuasa, dan berbagai isu lain yang lebih spesifik atau bahkan menjadi khas secara kewilayahan. Pembacaan ini dilakukan oleh seorang pembicara yang merupakan pegiat teater di wilayah yang sedang dibahas, dengan menggunakan cara pandang yang mengutamakan asas demokrasi, kesetaraan, keberagaman, dan tentu saja kritis.
Ekosistem teater di masing-masing wilayah dibaca melalui—tetapi tidak terbatas pada—(1) keberadaan dan pergerakan para pegiat teater, baik kelompok maupun individual; (2) karya para pegiat, baik dari segi kuantitas, kualitas, konsep, kecenderungan artistik dan estetik, wacana, isu, maupun ideologi; (3) dimensi kultural dan historis keberadaan teater; (4) jejaring kerja antarpegiat dalam wilayah maupun luar wilayah, serta jejaring dengan persona/lembaga di luar teater; (5) keberadaan infrastruktur teater seperti gedung pertunjukan beserta fasilitas pendukungnya; (6) dukungan pemerintah dan lembaga lain bagi teater; (7) keberadaan penonton; (8) keberadaan kritik; serta (9) dukungan dan tanggapan masyarakat umum terhadap teater.
Pembacaan via kewilayahan ini tentu tidak bisa terhindar dari kekaburan batas dan bias spasial—yang sering dilematis—karena saling silang garis batas yang-kultural dengan yang-geografis, atau yang-historis dengan yang-administratif. Namun demikian, cara ini setidaknya bisa juga digunakan untuk membaca bagaimana saling silang demarkasi yang demikian berpengaruh terhadap berbagai isu yang beroperasi dalam ekosistem teater Indonesia. Saling silang atau irisan demarkasi antarwilayah bisa jadi mewujud sebagai pola keterhubungan atau jejaring kultural dan historis antarwilayah.
Sebagaimana judulnya, buku yang terbagi menjadi dua jilid ini merupakan sebuah peta awal untuk membaca ekosistem teater Indonesia. Tentu saja buku ini tidak berambisi untuk menjadi sebuah sumber yang bisa digunakan untuk membaca keluasan dan persebaran teater di semua wilayah di Indonesia, beserta berbagai isu dan pengetahuan yang ada di dalamnya. Buku ini jauh dari kepepakan informasi dan belum komprehensif. Namun, sebagai sebuah sumber rintisan, buku ini berusaha memungut berbagai data, narasi, dan pengetahuan tentang ekosistem teater Indonesia yang berserak di berbagai wilayah. Harapannya, inisiatif yang dilakukan oleh Penastri ini bisa memicu inisiatif serupa di mana-mana sehingga pemetaan ekosistem teater Indonesia tergambar dalam sebuah peta bersama yang warna-warni. •
Penastri