Victor Hugo
![]() |
Victor Hugo, 1875. | Foto: Étienne Carjat via Bibliothèque nationale de France |
Pada akhir kariernya, Hugo mengumpulkan prosa-prosanya dengan judul Deeds and Words (1875–1876). Di dalamnya, ia membagi karya-karyanya menjadi tiga bagian: “Sebelum Pengasingan”, “Selama Pengasingan”, dan “Setelah Pengasingan”. Pengasingan merupakan peristiwa yang paling mencolok dalam kehidupannya yang penuh peristiwa. Pada 2 Desember 1851, Presiden Republik Prancis, Louis-Napoléon Bonaparte (Napoléon III), merebut kekuasaan absolut melalui sebuah kudeta. Hugo, salah satu penentang paling vokal Louis-Napoléon, melarikan diri ke pengasingan, pertama di Belgia, lalu di Kepulauan Channel, di mana dia tinggal selama hampir 20 tahun, dan bersumpah tidak akan kembali ke Prancis selama Louis-Napoléon masih berkuasa. Pada September 1870, Louis-Napoléon dipaksa turun takhta karena kekalahan besar Prancis selama Perang Prancis–Prusia; setelahnya, Hugo pun kembali ke Paris dengan kemenangan.
Dua pergolakan lain yang memengaruhi produktivitas sastranya adalah kematian putrinya—Léopoldine, 19 tahun—karena kecelakaan perahu pada 4 September 1843 dan strok serebrovaskular yang dideritanya pada 28 Juni 1878. Kematian Léopoldine menghancurkan Hugo secara emosional hingga ia tidak pernah sepenuhnya pulih. Selama berbulan-bulan, ia hampir tidak menulis apa pun; selama hampir tiga tahun, ia tidak menulis syair yang berarti. Sedangkan, strok membuat produktivitasnya memudar seiring bertambahnya usia; aliran karya-karya prosa dan syairnya hampir mengering; dan selama tujuh tahun terakhir masa hidupnya, ia hanya menulis sedikit karya. Hugo meninggal pada 22 Mei 1885 di Paris.
Dua pergolakan lain yang memengaruhi produktivitas sastranya adalah kematian putrinya—Léopoldine, 19 tahun—karena kecelakaan perahu pada 4 September 1843 dan strok serebrovaskular yang dideritanya pada 28 Juni 1878. Kematian Léopoldine menghancurkan Hugo secara emosional hingga ia tidak pernah sepenuhnya pulih. Selama berbulan-bulan, ia hampir tidak menulis apa pun; selama hampir tiga tahun, ia tidak menulis syair yang berarti. Sedangkan, strok membuat produktivitasnya memudar seiring bertambahnya usia; aliran karya-karya prosa dan syairnya hampir mengering; dan selama tujuh tahun terakhir masa hidupnya, ia hanya menulis sedikit karya. Hugo meninggal pada 22 Mei 1885 di Paris.
BUKU: Hernani (penulis)